Wacana Membedakan Pemanfaatan Bahasa Indonesia pada Tataran
Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah
1. Wacana ilmiah
Tulisan yang
berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis
yang formal dengan sistematis-metodis dan sintesis-analitis.
pemanfataan wacana ini dapat membantu pembacanya menerima
informasi dengan suguhan yang telah disediakan secara formal.
Contoh wacana ilmiah
Terdapat buku ejaan yang disempurnakan. berisi tentang pengejaan kata dan kalimat yang digunakan dalam berbahasa Indonsia, membahas bahasa yang kita gunakan sehari-hari, buku ini pun harus dilengkapi keterangan dan detail-detail yang jelas, dalam menjelaskan tiap maksud dari yang tertulis didalamnya.
2. Wacana Semi Ilmiah
Pengertian wacana semi ilmiah merupakan karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangan semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi, anekdot, hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah
Contoh Wacana Semi Ilmiah:
Indeks Kelaparan
Dunia (GHI) tahun 2008 menunjukkan bahwa kelaparan masih merupakan perhatian
serius di dunia dan terjadi perkembangan lambat dalam mengurangi keamanan
pangan. Negara yang memiliki nilai GHI tertinggi kebanyakan berada di wilayah
Sub-Saharan Africa dan Asia Selatan. Negara di daftar paling bawah meliputi
Republik Demokrasi Kongo, Eritrea, Burundi, Republik Niger, dan Sierra Leone.
Hal ini merupakan beberapa penemuan yang tertuang dalam “The Challenge of
Hunger 2008: Global Hunger Index” yang dipublikasikan oleh Welthungerhilfe,
International Food Policy Research Institute (IFPRI), dan Concern Worldwide.
Klaus von Grebmer dan rekannya menyimpulkan bahwa pemecahan krisis pangan
tersebut akan memerlukan beberapa inisiatif seperti bantuan pangan lebih bagi
masyarakat miskin.
Investasi lebih
besar dalam bidang pertanian, dan batasan untuk menenangkan pasar pangan
global.
3. Wacana Non Ilmiah
TATARAN NONILMIAH
Pengertian, Ciri, dan Bentuk Karangan Nonilmiah
Karangan
nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri karangan nonilmiah :
a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subyektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif.
Contoh Karangan Nonilmiah
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman . Contoh wacana non-ilmiah dalam sebuah cerpen adalah sebagai berikut :
Pemotong Kayu Yang
Jujur
Tersebutlah kisah
nan jauh di pedalaman, tinggalnya seorang pemotong kayu yang tua dan miskin.
Adapun kemampuannya hanyalah mencari rezeki dengan menebang pokok yang
sederhana besarnya untuk dijual sebagai kayu api. Hanya isterinyalah peneman
hidup saban hari tanpa dikurniakan anak.
Dijadikan cerita,
takdirnya pada suatu pagi..
Pergilah si tua
tersebut jauh ke hutan untuk menebang pokok untuk dibuat kayu api. Tidak
seperti kebiasaannya, kali ini si isteri tidak dapat menemani si suami kerana
sakit.
Maka ke hutanlah
si tua seorangan awal pagi sebelum terbit mentari untuk mencari kayu api.
Seharianlah si tua menebang pokok dengan kapak besinya yang telah uzur seuzur
usianya. Sehinggalah kepenatan tidak jua dia berhenti.
Tiba-tiba
genggamannya semakin lemah lalu terlepas kapak kesayangan dari tangannya lalu
tercebur kedalam sungai yg dalam. Menangis sayulah si tua kerana kehilangan
kapak yang menjadi punca rezeki hendak terjun mencari takut disambar arus.
Meratap lah ia mengenangkan nasib.
Maka
bersimpatilah pari-pari dilangit melihat kegundahan si tua tersebut. Lalu
turunlah ia bertanya. "Wahai orang tua, kenapa bersedih hati".
Dengan nada
perasaan takut dan terkejut diperamati benar-benar, maka tahulah dia si
pari-pari telah turun kebumi menyapakan. Lalu diceritakan apa yang berlaku.
"Baiklah
akan kubantu mencari kapak engkau yang tenggelam" lalu dengan serta merta
terjunlah si pari-pari ke dalam sungai. Selang beberapa minit timbul lah
kembali si paripari sambil mebawa kapak emas lalu dihulur kepada situa. Dengan
sedih jawab situa "bukan ini bukan kepunyaan hamba tidak mampu hamba
memiliki kapak emas ini".
Lalu terjunlah
sekali lagi si pari-pari ke dalam sungai dan timbul kembali bersama kapak
perak. Tidak jua mengaku si tua kerana itu bukan kapak miliknya. Sekali lagi si
pari-pari terjun lalu membawa pula kapak gangsa. Tidak juga si tua itu
menerimanya sehinggalah si pari-pari membawakannya kapak besi yang uzur.
Maka apabila
terpandang akan kapak itu. Giranglah hatinya kerana itulah kapak miliknya. Lalu
si pari-pari menyerahkan kapak tersebut kepada si tua. Sebagai balasan
kejujuranya kapak emas, perak dan gangsa turut dihadiahkan.
Pulanglah si tua
dengan hati yang gembira. Sesampainya ke rumah lalu diceritakan kepada
isterinya apa yang berlaku. Si isteri turut bergembira dengan kejujuran
suaminya.
Keesokan harinya
isteri si tua itupun sihat.
SUMBER :
http://rachman-mzr.blogspot.com/2012/10/wacanayang-membedakan-pemanfaatan.html
https://hbelric.wordpress.com/2013/11/08/wacana-membedakan-pemanfaatan-bahasa-indonesia-pada-tataran-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar