Nabi
Idris as merupakan keturunan dari Qabil dan Iqlima (putera dan puteri Nabi Adam
as) kepada keturununannya inilah Idris ditugaskan Tuhan mengajak kepada
kebenaran.
Nabi
Idris adalah orang pertama yang menerima wahyu lewat Malaikat Jibril, ketika
berumur 82 tahun. Tak ada informasi tentang lokasi pasti mengenai kehidupan
Idris (Hurmus al-Haramisah) yang ditugaskan untuk membenahi akhlak anak cucu
Qabil ini.
Ada
yang menyebut daerah Munaf, Mesir, namun adapula yang menyebut Babilonia. Yang
pasti Idris yang sejak kecil belajar ilmu dari Nabi Syits (Putra Adam as),
kepadanya telah diturunkan wahyu kenabian.
“Dan
Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam
Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang
Nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam:
56-57)
Idris
menurut riwayat dalam hadis Bukhari adalah kakeknya bapak Nuh a.s. berarti Nabi
Idris merupakan generasi ke enam dari Adam, mengingat Nuh sendiri sebagai
keturunan ke sepuluh dari Adam as.
Kelebihan
Nabi Idris a.s
nabi
idris as Nabi Idris as memiliki beberapa kelebihan alias mukjizat dari Tuhan:
Pertama,
dia manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena. Kepada Idrislah Allah
swt memberikan 30 sahifah alias suhuf lembaran-lembaran ajaran Tuhan, berisi
petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya.
Kedua,
Nabi Idris diberi bermacam-macam pengetahuan mulai dari merancak (merawat)
kuda, ilmu perbintangan (falaq), sampai ilmu berhitung alias matematika.
Ketiga,
Nama Nabi Idris sendiri berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Idris
memang sangat rajin mengkaji ajaran Allah swt yang diturunkan kepada Adam dan
Nabi Syits, bahkan yang langsung kepada dirinya. Nabi Idris juga sangat tekun
mengkaji fenomena alam semesta, yang semua merupakan ayat dan pertanda dari
Advertisement
Tuhannya.
Keempat,
Nabi Idris as ialah orang yang pertama pandai memotong dan menjahit pakaiannya.
Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang secara sederhana
dan apa adanya untuk dijadikan penutup aurat.
Idris
yang haus akan ilmu pengetahuan sehari-hari memang disibukkan oleh berbagai
kepentingan, namun ia tetap selalu ingat kepada Tuhan. Dengan berbekal
pengetahuan yang mencapai kelengkapan, dengan kekuatan dan kehebatan yang
mumpuni.
Idris
menjadi gagah berani tak takut mati, tak gentar kepada siapa saja, terutama
dalam menyadarkan keturunan Qabil-Iqlima yang saat itu penuh dengan kesesatan.
Dapat dipahami jika ia mendapat gelar kehormatan Asadul Usud alias “Singa di
atas segala singa” dari Allah swt.
Kepada
kaumnya, Idris diperintahkan memberantas kebiasaan melakukan kenistaan. Idris
ditugaskan untuk membenahi pekerti rendah, zalim terhadap sesama, suka
permusuhan, serta suka berbuat kerusakan. Kepada keturunan Qabil, Idris
menandaskan, iman kepada Allah bisa memberikan keberuntungan. “Untuk itu wahai
kaumku,” kata Idris,
“Peganglah
tali agama Allah, beribdalah hanya kepada Allah. Bebaskan diri dari azab
akhirat dengan cara amal saleh dan kebaikan. Zuhudlah di dunia dan berlaku
adil, mengerjakan shalat sesuai dengan ajaran Tuhan. Berpuasa pada hari
tertentu setiap bulan, jihad melawan musuh agama bikinan setan, serta keluarkan
zakat dan sedekah membantu kaum papa dan kaum yang ditimpa kemalangan”
Selain
itu, Idris juga selalu menyatakan beberapa pesan kebajikan:
Pertama,
salat mayit lebih sebagai penghormatan, karena pemberi syafaat hanya Tuhan
sesuai ukuran amal kebajikan.
Kedua,
besarnya rasa syukur yang diucapkan, tetap tidak akan mampu mengalahkan
besarnya nikmat Tuhan yang diberikan.
Ketiga,
sambutlah seruan Tuhan secara ikhlas, untuk shalat, puasa, maupun menaati semua
perintah-Nya.
Keempat,
hindari hasad alias dengki kepada sasama yang mendapat rezki, karena hakikat
jumlahnya tidak seberapa.
Kelima,
menumpuk numpuk harta tidak ada manfaat bagi dirinya. Keenam, kehidupan
handaknya diisi hikmah kebijakan (Ma’al anbiya’ fil Quranil Karim:78)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar