Kisah Nabi Muhammad saw dan para
Sahabat adalah sejarah satu-satunya yang pernah Allah cipta. Dunia tidak akan
pernah melihat lagi kisah sejarah seperti yang pernah terjadi di zaman Nabi
Muhammad saw dan para Sahabat. Kisah Nabi Muhammad saw ini adalah kisah sejarah
yang paling besar dan paling agung yang pernah berlaku. Watak dunia dan
peradaban manusia berubah dengannya. Sejarah Rasulullah saw sarat dengan
berbagai rahasia dan perkara tersirat yang sedetik darinya pun cukup berharga
untuk dinukil untuk menjadi bacaan dan panduan kepada umat Islam dan manusia
seluruhnya. Maka lahirlah berbagai kitab Sirah yang disusun oleh berbagai
pengarang, bahkan orientalis Barat pun turut berebut untuk menampilkan dirinya
sebagai penafsir sejarah Rasulullah saw.
Alangkah rugi apabila kita
sebagai umat Nabi Muhammad saw ketinggalan dalam menelusuri kehebatan
perjuangan Rasulullah saw. Perjuangan Baginda saw penuh kode-kode rahasia untuk
umat akhir zaman yang perlu di kaji, diangkat dan disebarluaskan kepada dunia
yang mendamba kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Maka lahirlah buku “Catatan
Sejarah Rasulullah saw, Menyingkap Keajaiban Pribadi dan Perjuangan Rasulullah
saw serta Para Sahabat” yang disusun berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh
dari kitab-kitab sirah klasik yang jarang diceritakan orang.
Buku Catatan Sejarah Rasulullah
saw ini disusun dari perspektif pejuang Islam yang berjuang sungguh-sungguh
untuk meninggikan kalimah Allah di muka bumi. Buku ini bukan bersifat kajian
ilmiah seperti yang dilakukan oleh tokoh-tokoh akademisi semata-mata. Bukan
juga naratif seperti yang dihasilkan oleh novelis yang bertujuan menghibur
pembaca semata-mata. Buku ini memaparkan pesan-pesan penting yang dapat meniup
semangat pembaca untuk turut terjun dalam alam perjuangan bersama Rasulullah
saw dan para Sahabat yang berjumlah 140.000.
Baginda Nabi Muhammad saw yang
merupakan Rasul terakhir adalah Rasul kita sebagai umat akhir zaman. Maka, hal
yang salah apabila kita menceraikan Rasulullah saw dari diri kita, seperti yang
dipropagandakan oleh Yahudi dan musuh-musuh Islam yang berhujah Nabi Muhammad
saw telah wafat. Sesungguhnya, walaupun jasad Baginda Nabi Muhammad saw telah
wafat, ruh Baginda tetap hidup bersama kita. Bahkan ruh Baginda Nabi Muhammad
saw tetap berupaya memimpin dan memandu kita melalui teknologi ruh, jika kita
bersungguh-sunguh menjalani latihan rohaniah sehingga kita menjadi orang ruh.
Wujudnya hubungan rohaniah yang
aktif antara Rasulullah saw dengan umatnya dari kalangan yang terpilih bukan
perkara yang asing dalam kosmologi ahli-ahli sufi. Latihan rohaniah ini
melibatkan proses tazkiatun nafs (penyucian nafsu) secara disiplin dan konsisten,
digerakkan oleh mujaddid-mujaddid, pemimpin-pemimpin thoifah, syeikh-syeikh
tarekat yang mayoritas mempunyai nasab yang bersambung hingga ke Baginda Nabi
Muhammad saw dan para Sahabat. Sebagaimana hadis-hadis yang mengingatkankita
akan kelebihan yang Allah karuniakan kepada para Ahlul Bait dan para Sahabat
yang Rasulullah saw umpamakan seperti bintang-bintang di langit yang menjadi
petunjuk bagi umat.
Umat Islam Nusantara cukup
bertuah karena mendapat limpahan warisan Islam Rasulullah saw dari kelompok
Ahlul Bait dan keturunan sahabat yang berdatangan sejak kurun ke 9 M. Walaupun
dokumentasi sejarah mencatat kedatangan mereka di dorong oleh faktor ekonomi,
pada hakikatnya perdagangan mereka adalah jembatan yang menghubungkan mereka
dengan penduduk setempat. Dengan kata lain, perdagangan mereka mempunyai motif
dakwah dan menyeru manusia kepada Allah dan RAsulullah saw, bukan untuk
keuntungan semata seperti dalam ekonomi kapitalis.
Kisah-kisah yang dipetik dari
sejarah Nabi Muhammad saw, telah diolah dengan nilai-nilai perjuangan untuk
menekankan betapa revelan kisah Nabi Muhammad saw dengan kehidupan zaman modern
saat ini.
***********************************************************************
Suatu hari Rasulullah SAW
bertanya kepada para Sahabat,
“Siapakah makhluk Allah yang
paling ajaib imannya?”
“Malaikat,” jawab para Sahabat.
“Bagaimana para malaikat tidak
beriman dengan Allah sedangkan mereka senantiasa dekat dengan Allah,” jawab
Baginda menafikan.
“Para nabi,” jawab Sahabat.
“Bagaimana para nabi tidak
beriman sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka.” Nabi membantah lagi jawapan
Sahabat.
“Kami Sahabatmu?!” Jawab Sahabat.
“Bagaimana kamu tidak beriman
sedangkan aku berada di tengah-tengah kamu?” Jawab Nabi.
Akhirnya Rasul bersabda: “Makhluk
paling ajaib imannya ialah mereka yang hidup sesudah aku. Mereka tidak pernah
berjumpa tetapi beriman denganku. Tapi mereka mencintai aku melebihi anak dan
orang-orang tua mereka. Mereka ialah Ikhwanku. Mereka membaca Al Quran dan
beriman dengan semua isinya.” (Riwayat Abu Ya’la)
“Wahai Abu Bakar,” Rasulullah
bersabda, “Adakah kamu tidak rindu Ikhwanku karena mereka juga mencintai engkau
karena engkau Sahabatku.” (Riwayat Ibnu Hajar Asqalani )
Rasulullah SAW menyambung lagi:
“Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman dengan aku. Dan
berbahagialah tujuh kali orang-orang yang beriman dengan aku tapi tidak pernah
berjumpa dengan aku.” (Riwayat Imam Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar